HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

Cari Blog Ini

Jumat, 10 Januari 2025

Gaya Bengis "Preman" Pengelola MBG Blora : Hilang Piring Bayar 80 ribu atau apa ? Gimana Kalau Diganti Daun Jati Saja ?

  Gaya Bengis "Preman" Pengelola MBG Blora : Hilang Piring Bayar 80 ribu atau apa ? Gimana Kalau Diganti Daun Jati Saja ?



Blora, 17 Januari 2025

Belum satu minggu berjalan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Pemerintah Pusat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, akan tetapi lagak pengelola kegiatan pemerintah pusat ini mulai menebar keresahan, menebar instruksi bernada preman.

Artika Diannita, Kepala  Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Blora berlagak gaya preman saat menyampaikan pesan tegas nya.

Bermaksud tegas, tapi lebih terlihat arogan bergaya preman pasar.

"Hilang Piring ...Ganti 80 ribu rupiah !!!!"

Masyarakat sipil diperlakukan seperti sapi perah, tanpa diberikan kesempatan untuk memberikan alternatif dan menjawab.

" Kenapa tidak memakai Daun Pohon Jati saja ? Gak usah memakai piring makan setan seharga 80 ribu itu... Kalau begitu..."

Masyarakat Blora juga terbiasa makan dengan beralas daun pohon jati, lebih murah, organik dan memanfaatkan kelebihan daun pohon jati yang banyak berada di Kabupaten Blora, dibandingkan dengan piring hasil industri yang disampaikan oleh SPPG Kabupaten Blora.

Artika Diannita Kamis (17/01) mengatakan apabila piring yang didistribusikan untuk program MBG hilang, maka penerima manfaatnya akan dikenai biaya pengganti sebesar Rp 80.000.

Pihak sekolah harus mengganti sesuai dengan jumlah kehilangan. Sementara Rp 80.000 untuk penggantian satu ompreng," ucap Artika kepada pers.

Menurut  Artika pihaknya telah membuat kesepakatan dengan pihak sekolah apabila ada kehilangan piring makan yang digunakan untuk program tersebut.

"Ya di awal kita sudah membuat janjian atau komitmen dengan pihak sekolah bahwa apabila ada kehilangan atau kekurangan pengembalian ompreng, itu akan ada ganti rugi," kata Artika. 

Selain itu, pihaknya juga menerima pengembalian piring makan dalam keadaan bersih atau tidak ada sisa makanan dari penerima manfaat. 

"Jadi kami menerima kembali ompreng dalam keadaan bersih tanpa sisa makanan, tapi kami tetap cuci kembali di dapur," terang dia.

Seperti sapi dicocok hidung nya, para penerima manfaat makan siang tak berani berbuat dan bersuara apa-apa.

Padahal kalau bawa piring sendiri siswa atau penerima manfaat paling-paling akan membawa piring dengan harga 5 ribu rupiah atau bahkan lebih murah. Atau memakai Daun Pohon jati saja.

 Sebelumnya diberitakan, 3.000 penerima manfaat program MBG di Blora diperuntukkan bagi siswa yang meliputi PAUD, TK, SD, SMP, SMK.

 Kemudian juga ada penerima manfaat balita, ibu hamil dan ibu menyusui. 

Tanpa bisa bersuara apa apa para penerima manfaat MBG hanya bisa terdiam saja. Seharusnya tidak perlu begitu, demokrasi sajalah ...ini kan sudah bukan otokrasi atau negara teokrasi, ini kan negara demokrasi. Bersuara saja ...karena berpendapat di negeri ini juga dilindungi bahkan oleh Undang undang Dasar. (VJ)


Baca Juga :


Gaya Bengis Preman Pengelola MBG Blora : Hilang Piring Bayar 80 ribu atau apa ? Gimana Kalau Diganti Daun Jati Saja ?