HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

HIPAKAD

Himpunan Putra Putri Keluarga TNI AD

Cari Blog Ini

Selasa, 30 Mei 2017

Kilas Dan Komentar Media

Kilasan Media

 

NEWS UP DATE INFORMATIKA NEWS LINE

 

Kegiatan DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat juga aktif dipotret oleh media massa Nasional. Berikut ini adalah resume dari media yang bersangkutan :

Rakyat Jabar News
Rakyat Jabar memberitakan pelantikan DPC Hipakad Bekasi oleh DPW Hipakad Jawa Barat pada tanggal 13 Mei 2017 yang lalu

Gobekasi Pojok Satu 
Media Gobekasi Pojok Satu juga memberitakan acara pelantikan DPC Hipakad Bekasi Oleh DPW Hipakad Jawa Barat

Radar Nusantara 
Radar Nusantara memberitakan pelantikan DPC Hipakad Bekasi oleh DPW Hipakad Jawa Barat pada tanggal 13 Mei 2017 yang lalu.

Tabloid Informatika
Tabloid Informatika mengangkat potret Wawasan Kebangsaan yang dijadikan topik utama Pidato Ketua Umum DPW Hipakakad Jawa Barat dalam acara pelantikan DPC Hipakad Bekasi oleh DPW Hipakad Jawa Barat pada tanggal 13 Mei 2017 yang lalu.

Tabloid Pokrim
Tabloid Polkrim mengangkat potret Wawasan Kebangsaan yang dijadikan topik utama Pidato Ketua Umum DPW Hipakakad Jawa Barat dalam acara pelantikan DPC Hipakad Bekasi oleh DPW Hipakad Jawa Barat pada tanggal 13 Mei 2017 yang lalu (www.pokrim.ga).

Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

www.Hipakad.or.id.
Pahlawan Revolusi Indonesia, Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, lahir di Purworejo, 19 Juni 1922 dan wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.  Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (setingkat Sekolah Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd. Jakarta. Sekolah ini dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.


Achmad Yani mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan di Bogor. Dari sana ia mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan. Setelah tahun 1942 Ahmad Yani, juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Minggu, 21 Mei 2017

Group WA Hpakad Provinsi Jawa Barat

Salah satu kegiatan intensif yang dilakukan oleh HIPAKAD Provinsi Jawa Barat adalah gelar komunikasi melalui group WA (WhatsUp) khusus DPW Hipakad dengan seluruh unsur DPW Hipakad Provinsi.

Berbagai topik kegiatan dan rencana program dibahas dalam group WA Hipakad Jawa Barat ini. Selain itu up date silaturahmi dan juga share informasi, secara aktif digelar di group WA Hipakad Jawa Barat (Sekretariat/vijay)

Studi Potensi Peternakan Dan Pertanian

Hipakad.or.id, Bandung
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat adalah melakukan studi potensi peternakan dan pertanian di Jawa Barat.

Kegiatan Studi intensif dilakukan bersama dengan fungsionaris PPAD (Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Darat) dengan melakukan studi di beberapa lokasi di sekitar Kota Bandung, di sekitar Cipanas, Kabupaten Cianjur, di lokasi sekitar Curug Cinulang, Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Tampak dalam foto kegiatan ternak domba Garut yang menjadi salah satu lokasi studi di sekitar Curug Cinulang dan sekitarnya bersama Kepala Pengkajian dan Penelitian PPAD Brigjen. Pur. Hari Sasongko (Sekretariat/vij)

Organisasi

Hipakad didirikan untuk menggalang kembali persatuan dan kesatuan diantara seluruh komponen keluarga besar Angkatan Darat. Berikut adalah kelengkapan organisasi HIPAKAD

Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
Sejarah Organisasi
Sekretariat
Program/Kegiatan

Sekretariat Hipakad Provinsi Jawa Barat

Pengukuhan dan pembukaan Seketariat DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat dilakukan oleh Ketua Umum Dr (Candt) Bambang Soekadji, SE, MM, MH,pada tanggal 1 Mei 2017 yang lalu (sekretariat/vij)

Hipakad Provinsi Jawa Barat
Jl. Banda No.3 Bandung
E-mail : wijayahipakad@gmail.com

Jumat, 19 Mei 2017

Pelantikan DPC Hipakad Distrik Bekasi

Bekasi, Hipakad.or.id
Pada hari Sabtu, 13 Mei 2017, bertempat di Gedung Pertemuan Wulan Sari, dilantik dengan resmi kepengurusan DPC Hipakad Distrik Bekasi.

Ketua DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat Dr (c) Bambang Soekadji memberikan masukan tentang pembentukan Wawasan Kebangsaan kepada para peserta yang hadir.

Dalam acara pelantikan ini hadir 200 lebih utusan dari Ormas yang ada di Bekasi dan sekitarnya. Dalam pidato pelantikannya Ketua terpilih DPC Bekasi, Benny Irianto Nababan mengatakan bahwa Hipakad saat ini telah berubah bentuk dari organisasi ekslusif menjadi organisasi terbuka.

"Bahkan rekan rekan dari Banser NU yang ingin bergabung dengan Hipakad kami akan sambut menjadi simpatisan dan bahkan anggota kehormatan. Kita terbuka dengan sesama warga negara yang menjadikan Pancasila dan kesetiaan pada NKRI sebagai poros perjuangannya."

Dalam acara pelantikan hadir juga ketua DPC Distrik Bekasi periode sebelumnya, dan juga Dewan Penasihat DPC Organisasi, memberikan masukan dan wejangan yang bermanfaat untuk kepengurusan yang baru (sekre/vij)

Text Pidato Ketua Hipakad

Text Pidato Ketua Umum DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat

Pidato Ketua Umum
HIPAKAD JAWA BARAT

Pada Pelantikan Pengurus HIPAKAD DPC Distrik Bekasi

Pemahaman Wawasan Kebangsaan Dan Sub Sistem Pembentuknua Untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa



Asslm.wr.wb

Bapak Danrem 051/Wijayakarta
Pengurus DPP, DPW, HIPAKAd,
Rekan rekan Keluarga besar TNI Angkatan Darat


Pertama2 sy mengajak kita semua untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izinNya lah kita semua bisa berkumpul di tempat ini.


Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika bergeser pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.

Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami bangsa Indonesia berkembang menjadi krisis multi dimensional yang saling mengait. Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu  akibat dari semua krisis yang terjadi, yang melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua ini mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional ini telah memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis kepercayaan diri (self-confidence) dan rasa hormat diri (self-esteem) sebagai bangsa. Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa keraguan terhadap kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalan-persoalan mendasar yang terus-menerus datang, seolah-olah tidak ada habis-habisnya mendera Indonesia. Aspirasi politik yang bernuansa memecah belah akhir akhir ini adalah salah satu manifestasi wujud krisis kepercayaan diri sebagai satu bangsa, satu “nation”.

Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan. Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya “nation and character building” kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal “kebangsaan” yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an.
Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan para founding father bahwa Bangsa Indonesia , “menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa.”

Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran founding father, bahwa Bangsa Indonesia “menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-bangsa”.

Di samping itu,  timbul pertanyaan mengapa akhir-akhir ini wawasan kebangsaan menjadi banyak dipersoalkan. Apabila kita coba mendalaminya, menangkap berbagai ungkapan masyarakat, terutama dari kalangan cendekiawan dan pemuka masyarakat, memang mungkin ada hal yang menjadi keprihatinan.

Pertama, ada kesan seakan-akan semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi muda–seringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah idealisme yang merupakan jiwa kebangsaan.

Kedua, ada kekuatiran ancaman disintegrasi kebangsaan, dengan melihat gejala yang terjadi di berbagai negara, terutama yang amat mencekam adalah perpecahan di Yugoslavia, di bekas Uni Soviet, di beberapa negara Timur Tengah, dan juga di negara-negara lainnya seperti di Afrika, negara eks Romawi Timur (Turki, Syiria), dimana paham kebangsaan merosot menjadi paham kesukuan atau keagamaan.
Ketiga, ada keprihatinan tentang adanya upaya untuk melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola pikir yang asing untuk bangsa ini.

Hipakad adalah himpunan putra putri dan keluarga besar TNI Angkatan Darat. Kita semua adalah pewaris langsung dari pejuang yang ikut mengawal nilai nilai kebangsaan yang selama ratusan tahun dikristalisasikan nilainya, dan selama proklamasi kemerdekaan dan perang kemerdekaan dipertahankan habis habisan oleh orang tua kita semuanya.

Dalam kondisi krisis kebangsaan yang parah saat ini, Hipakad diharapkan dapat menjadi benteng yang ikut memperjuangkan lestarinya wawasan kebangsaan kita berdasarkan nilai nilai luhur Pancasila dan UUD 1945.

Acara yang dilakukan saat ini adalah salah satu karya nyata untuk melestarikan nilai nilai wawasan kebangsaan di tengah lunturnya nilai wawasan kebangsaan di tengah masyarakat kita saat ini.


Bapak Danrem 051/Wijayakarta
Pengurus DPP, DPW, HIPAKAd,
Rekan rekan Keluarga besar TNI Angkatan Darat


Para founding fathers memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan tujuan umum adalah mengubah sistem feodalistik dan sistem kolonialis menjadi sistem modern dan sistem demokrasi. Kemerdekaan menurut para pendiri negara adalah “jembatan emas” menuju cita-cita demokrasi, sedangkan pembentukan “nation and character building” dilakukan di dalam prosesnya.

Dalam pemaknaan relasi “nation and character building”  beberapa hal  berikut merupakan inti sari dan pokok pemikiran penting yang terkandung di dalam gagasan awal Nation and character building :

Inti sari Pertama,adalah Kemandirian (self-reliance). Dalam konteks aktual saat ini, kemandirian diharapkan terwujud dalam karakter percaya akan kemampuan manusia dan penyelenggaraan Republik Indonesia dalam mengatasi berbagai krisis.
Kedua, Demokrasi (democracy), atau kedaulatan rakyat menjadi ganti dari sistem feodalisme dan kolonialis. Masyarakat demokratis yang ingin dicapai adalah sebagai  pengganti dari masyarakat warisan yang feodalistik. Masyarakat yang menuntut setiap anggota masyarakat ikut serta dalam proses politik dan pengambilan keputusan yang berkaitan langsung dengan kepentingannya untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
Ketiga, Persatuan Nasional (national unity). Dalam konteks aktual dewasa ini diwujudkan dengan kebutuhan untuk melakukan rekonsiliasi nasional antar berbagai kelompok yang pernah bertikai ataupun terhadap kelompok yang telah mengalami diskriminasi, kecuali rekonsiliasi dengan kelompok ekstrim kiri atau ekstrim kanan yang memang telah berbeda dasar dan semangat kebangsaan dan kenegaraannya. Persatuan antar bernagai unsur yang berada di bawah naungan Pancasila. Upaya mencapai persatuan di luar kerangka ini tidak akan pernah tercapai, dan sejarah pun telah membuktikan bahwa upaya menyatukan nilai di luar, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, akan sia sia belaka. Karena Bhinneka Tunggal Ika kita memilili makna tan hana dharma mangrwa, bukan dharma dasar kehidupan kenegaraan dan kebangsaan yang mendua.
Keempat, Martabat Internasional (bargaining positions).  Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat dan kedaulatannya sebagai bangsa yang merdeka untuk mendapatkan prestise, pengakuan dan wibawa di dunia internasional. Sikap menentang hegemoni suatu bangsa atas bangsa lainnya adalah sikap yang mendasari ide dasar “nation and character building.” Tidak ada bentuk “penghisapan suatu bangsa terhadap bangsa lain,” serta segala bentuk “neokolonialisme” dan “neoimperialisme.” Indonesia harus berani mengatakan “tidak” terhadap tekanan-tekanan politik yang tidak sesuai dengan “kepentingan nasional” dan “rasa keadilan” sebagai bangsa merdeka.




Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya.

Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itulah, timbul semangat kebangsaan  atau semangat patriotisme.

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.  Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan.

Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Dalam sejarah bangsa-bangsa terlihat betapa banyak paham yang melandaskan diri pada kebangsaan. Ada pendekatan ras atau etnik seperti Nasional-sosialisme (Nazisme) di Jerman, atas dasar agama seperti dipecahnya India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama seperti Israel-Yahudi, dan konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas dasar ideologi atau atas dasar geografi atau paham geopolitik.


Founding father NKRI sendiri menyatakan bahwa
Bangsa bukanlah didasarkan pada kesamaan asal, persamaan bahasa, dan persamaan agama.
bangsa ditentukan oleh sebuah keinsyafan sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan yang bertambah besar oleh karena sama seperuntungan, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat, oleh karena jasa bersama, kesengsaraan bersama, pendeknya oleh karena peringatan kepada riwayat bersama yang tertanam dalam hati dan otak.”

Pengertian tentang rasa dan wawasan kebangsaan tersebut di atas sebenarnya merupakan pandangan generik yang menjelaskan bahwa rasa dan wawasan lahir dengan sendirinya di tengah ruang dan waktu seseorang dilahirkan. Tidak salah bila pandangan generik itu mengemukakan pentingnya menumbuhkan semangat kejuangan, rasa kebanggaan atas bumi dan tanah air dimana seseorang dilahirkan dan sebagainya.


Wawasan kebangsaan merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas sosial dan politik (sociallyand politicallyconstructed).


Wawasan kebangsaan dapat dipandang sebagai suatu falsafah hidup yang berada pada tataran sub-sistem budaya  Dalam tataran ini wawasan kebangsaan dipandang sebagai ‘way of life’ atau merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong terwujudnya tingkah laku dan digunakan sebagai acuan untuk menghadapi dan menginterpretasi lingkungannya. Jelaslah, bahwa wawasan kebangsaan tumbuh sesuai pengalaman yang dialami oleh seseorang, dan pengalaman merupakan akumulasi dan kristalisasu dari proses tataran sistem lainnya, yakni sub-sistem sosial, sub-sistem ekonomi, dan sub-sistem politik.

Pada tataran sub-sistem sosial berlangsung suatu proses interaksi sosial yang menghasilkan kohesi sosial yang kuat, hubungan antar individu, antar kelompok dalam masyarakat yang harmonis. Integrasi dalam sistem sosial yang terjadi akan sangat mewarnai dan mempengaruhi bagaimana sistem budaya (ideologi/ falsafah/pandanngan hidup) dapat bekerja dengan semestinya.

Sub-sistem ekonomi dan sub-sistem politik mempunyai kaitan yang sangat erat. Ada yang mengatakan bahwa paham kebangsaan Indonesia tidak menempatkan bangsa kita di atas bangsa lain, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban manusia. Paham kebangsaan berakar pada asas kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Oleh karena itu paham kebangsaan sesungguhnya adalah paham demokrasi yang memiliki cita-cita keadilan sosial, bersumber pada rasa keadilan dan menghendaki kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Namun demikian sangat dipahami bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelamaan dari proses perubahan politik dan sosial. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tidak dapat lepas dari keberhasilan pembangunan di bidang politik. Pada masa kini kita menyaksikan betapa pembangunan ekonomi hanya dapat terjadi secara bekelanjutan di atas landasan demokrasi.  Betapa bangsa yang menganut sistem politik totaliter, dengan atau tanpa ideologi, atau dilandasi oleh ideologi apapun, tidak bisa mewujudkan kesejahteraan dan tidak sanggup memelihara momentum kemajuan yang telah dicapai. Sejarah membuktikan keikutsertaan rakyat dalam pengambilan keputusan merupakan prasyarat bagi peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Di sisi lain, ada pula yang mengatakan proses demokratisasi tidak akan berlangsung dengan sendirinya tanpa faktor-faktor yang menkondisikannya. Dalam hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh akan menentukan kualitas demokrasi. Masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar akan sulit dibayangkan dapat ikut mempengaruhi secara aktif proses perumusan kebijaksanaan pada tingkat mana pun, faktor ekonomi sangat menentukan. Dengan demikian, tingkat partisipasi politik rakyat sangat erat kaitannya dengan tingkat kemajuan ekonominya. Jalan menuju demokrasi adalah pembangunan ekonomi, seperti juga jalan menuju pembangunan ekonomi adalah demokrasi.

Ekonomi yang kuat yang  antara lain tercermin pada tingkat pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan yang  tinggi belum menjamin terwujudnya demokrasi yang sehat apabila struktur ekonomi pincang dan sumber-sumber daya hanya terakumulasi pada sebagian sangat kecil anggota masyarakat. Dengan demikian, upaya-upaya pemerataan pembangunan yang sekarang diberikan perhatian khusus harus dipandang pula sebagai langkah strategis dalam rangka pengejawantahan dari wawasan kebangsaan.

Dapat dipahami bila wawasan kebangsaan hanya tumbuh dan dapat diwujudkan dengan energi yang diberikan oleh sub sistem lainnya. Sub-sistem politik akan memberikan energi kepada bekerjanya sub-sistem ekonomi, untuk kemudian memberikan energi bagi sub-sistem sosial dan pada akhirnya kepada sub-sistem budaya. Sebaliknya, apabila sub-sistem budaya telah bekerja dengan baik karena energi yang diberikan oleh sub-sistem lainnya, maka sub-sistem budaya ini akan berfungsi sebagai pengendali (control) atau yang mengatur dan memelihara kestabilan bekerjanya sub-sistem sosial. Begitu seterusnya, sub-sistem sosial akan memberi kontrol terhadap sub-sistem ekonomi, dan sub-sistem ekonomi akan bekerja sebagai pengatur bekerjanya sub-sistem politik.

Hubungan timbal balik antar sub-sistem tersebut disebut sebagai cybernetic relationship.


Dalam suatu negara yang berdasarkan konstitusi sebagai dasar hukum, maka antara sistem pemerintahan negara, sistem politik dan sistem perekonomian saling berkaitan dan merupakan satu keterkaitan tentang pandangan hidup dan falsafah dasar negara.

Berlangsungnya mekanisme dan budaya demokrasi pada sub sistem politik akan memberikan dampak secara langsung bagaimana sub sistem ekonomi berjalan. Bekerjanya sub sistem ekonomi ini secara signifikan akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan.


Sebab utama dari kemiskinan adalah tingkat pendapatan yang rendah dan menyebabkan terjadinya lingkaran setan. Pendapat yang rendah bukan hanya mempengaruhi tingkat tabungan yang rendah, tetapi juga mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan yang rendah sehingga produktivitas sumberdaya juga menjadi rendah. Pada gilirannya semuanya itu akan membawa akibat pada rendahnya rendapatan masyarakat.

Peningkatan produktivitas dan investasi merupakan dua hal penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Peningkatan produktivitas tergantung dari tingkat kesehatan dan gizi serta tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat.  Semua itu hanya dapat dicapai apabila masyarakat mempunyai cukup pendapatan. Dengan tingkat pendapatan yang meningkat, masyarakat dapat membelanjakan makanan yang bergizi yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja yang dapat mempengaruhi pula tingkat pendapatan. Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan investasi yang cukup memadai sehingga secara nasional diperlukan tingkat tabungan yang cukup untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Itulah mengapa perlu terus menerus diupayakan untuk meningkatkan pendapatan, karena pendapatan yang tinggi akan memotong lingkaran setan tersebut.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembangunan seharusnya diartikan lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan materi tetapi lebih merupakan proses multidimensi yang meliputi perubahan organisasi dan orientasi dari seluruh sistem sosial, politik, dan ekonomi. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk menciptakan peningkatan produksi nasional riil, tetapi juga harus ada perubahan pada kelembagaan, struktur administrasi, perubahan sikap dan kebiasaan.

Pemahaman adanya relasi kuat antara wawasan kebangsaan, dan adanya relasi antar berbagai sub sistem yang ada dalam sebuah negara bangsa harus difahami dengan baik oleh kita semuanya.

Hipakad sebagai salah satu unsur penting dalam sub sistem kenegaraan dan kebangsaan harus mampu mengambil peran yang tepat dalam relasi seperti ini.
Eksistensi Hipakad harus manpu mewarnai berkembangnya pemahaman wawasan kebangsaan dan berjalannya relasi antar sub sistem kenegaraan dan kebangsaan dengan baik.

Pengukuhan eksistensi Cabang Distrik Hipakad Bekasi ini merupakan sebuah tolok ukur penting eksistensi DPW Hipakad Jawa Barat dan bahkan menjadi indikator penting eksistensi Hipakad di tingkat Nasional.
Menunjukkan bahwa Hipakad mulai bergerak ikut serta menjalankan sub sistem penting dalam kerangka pemahaman sub system kenegaraan dan bahkan merealisasikan bagaimana wawasan kebangsaan ini akan dibentuk.

Eksistensi Hipakad ini sedikit banyak akan membendung Fenomena kemerosotan rasa, paham dan semangat kebangsaan dewasa ini, yang sesungguhnya mengindikasikan belum terealisasinya wawasan kebangsaan secara baik, sistimatis dan terprogram sehingga nilai-nilai wawasan kebangsaan yang diharapkan bisa mengintergrasikan sekaligus mewadahi semua keanekaragaman serta perbedaan bangsa belum dapat teraktualisasikan sesuai dgn kultur dan struktur masyarakat bangsa indonesia.
Diharapkan Hipakad akan mampu mendorong wawasan kebangsaan yang mendorong pembentukan jati diri bangsa indonesia yang berdasar pada pancasila yang akan memperkuat eksistensi bangsa. Karena bangsa yang tidak memiliki jati diri tidak akan eksis dalam khidupan brbangsa dn negara . dan bahkan dalam percaturan global
Jati diri bangsa juga akan menjadi cermin kondsi bangsa, menentukan daya juang, kekuatan bangsa. Dan bahkan jati diri bangsa akan menjadi sebuah unsur Deferensiasi: yang membedakan dengan bangsa lain, pancasila sebagai pembeda dengan bangsa lain dan menjadi kebanggaan bagi bangsa dan negara.

Akhirnya dengan memohon Pertolongan Kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, perjuangan kita semua dalam mempertahankan eksistensi kebangsaan ini, kiranya akan mendapatkan bantuan dan keberkahan.
Demikian arahan dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr wb.

Galeri Foto

Ketua Umum DPP HIPAKAD 2021-2026 : Mas Isfan Fadjar Satryo 






  

 

Pelantikan Dan Pengukuhan Ketua Umum DPP Hipakad


Ketua Umum DPP Hipakad Hariara Tambunan


Acara Pelantikan Dan Pengukuhan DPP Hipakad Jawa Tengah


Acara Buka Bersama DPC Hipakad Distrik Bekasi



Kegiatan DPW Hipakad Provinsi Jawa Barat Pada Saat HUT PPAD Provinsi Jawa Barat di Bandung


Acara Tabur Bunga Di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung
(Ketua DPP Hipakad Jawa Barat Dengan Ketua PPAD Pusat (Brigjen (Purn) Kiki Syarnakie)






Kegiatan Ramah Tamah HIPAKAD 2006



Rangkaian Acara HUT HIPAKAD KE 48 (2011) Di SESKOAD Bandung


Anggota Hipakad dalam Acara HUT HIPAKAD Ke-48 Berfoto Bersama





Pelantikan DPC Hipakad Distrik Bekasi



Ketua DPW Hipakat Provinsi Jawa Barat berfoto bersama Sekjen DPW Provinsi Jawa Barat, dan salah satu Pengurus DPC Hipakad Bekasi


Persiapan lokasi pelantikan DPC Hipakad Bekasi Oleh DPW Provinsi Jawa Barat di Gedung Kartika, Rumah Makan Wulansari Bekasi 








Selasa, 09 Mei 2017

Panglima Besar Soedirman

Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun[a]) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.

Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mi) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Profil Ketua Umum DPW Jawa Barat

Ketua Umum HIPAKAD DPW Jawa Barat, Dr. Bambang Soekadji, SE, MM, MH, diangkat berdasarkan SK No.018/SK/HPP.K/X/2014.


Berikut ini adalah profil Ketua Umum Hipakad Jawa Barat


Berfoto bersama dengan sesepuh PPAD Jawa Barat

Berfoto dengan Jenderal Dr.Moeldoko
Berfoto bersama Jenderal  Prabowo Subianto



Bersama Ketua MPR, Bapak Zulkifli Hasan




Sambutan Pangdam III/ Siliwangi

Pangdam III/ Siliwangi memberikan sambutan Dalam acara Silaturahmi PPAD di Gedung Tirta Siliwangi Bandung, Jawa Barat


Senin, 08 Mei 2017

Profil

Panglima Besar Soedirman

Panglima Besar Soedirman Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun[a]) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia.

Profil Lebih lanjut ------>>>>>


Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani 

Pahlawan Revolusi Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani. Jenderal Achmad Yani selalu berseberangan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Beliaulah yang paling getol menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai. Oleh karena itu, ia menjadi salah satu target PKI yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat melalui Pemberontakan G30S/PKI (Gerakan Tiga Puluh September/PKI). 






Ketua Umum Hipakad Provinsi Jawa Barat.

DR (Candt) Bambang Soekadji, SE, MM, MH berfoto dengan Jenderal Dr.Moeldoko. Bahasan Profil selanjutnya ----->>>>





Kegiatan Hipakad Provinsi Jawa Barat

DPW Hipakad Jawa Barat Melakukan Kegiatan Mendukung Acara Silaturahmi PPAD di Aula Gedung Tirta Siliwangi Bandung




Pengurus DPW HIPAKAD Jawa Barat berfoto bersama dengan Letjen Purn Kiky Syarnaki Ketua PPAD Pusat.dan Ketua PPAD Jawa Barat Mayjen Purn Dedem

Sambutan Pangdam III Siliwangi 
Sambutan Pangdam dalam rangka acara silaturahmi PPAD Provinsi Jawa Barat

Pembukaan Sekretariat Hipakad Provinsi Jawa Barat 
Pada tanggal 1 Mei, Ketua Umum DPW Hipakad Jawa Barat meresmikan pembukaan Sekretariat di kota Bandung.
Berita Selanjutnya ----->>>>

UNDANGAN PELANTIKAN DPC BEKASI
Pelantikan DPC Hipakad Bekasi dilakukan pada hari Sabtu (13 Mei 2017). Acara lebih lanjut ---->>>>  

Rapat Koordinasi Pelantikan  
Rapat koordinasi pelantikan di Sekretariat Provinsi DPW Hipakad Jawa Barat.

Acara Pelantikan
Ketua Umum melakukan pelantikan kepada pengurus DPC Hipakad Bekasi. SK dibacakan oleh Sekjen DPW Provinsi Bapak Titof. Berita lebih lanjut -------->>>>

Text Pidato Ketua DPW Hipakad Pada Pelantikan DPC Hipakad Distrik BEKASI
Pada saat pelantikan DPC Hipakad Ketua Hipakad memberikan masukan tentang Wawasan Kebangsaan (13 Mei 2017). Salinan Text Pidato Lebih Lanjut ----->>>>

Studi Peternakan Dan Potensi Pertanian Bersama PPAD Provinsi Jawa Barat 
Salah satu kegiatan Hipakad adalah melakukan studi bersama dengan PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat). Berita lebih lanjut --------------->>>>

Pembukaan Group WA Hipakad Jawa Barat 
Untuk mengintensifkan kegiatan DPW Hipakad Jawa Barat dibuka Group WA Pengurus Provinsi

Kilas Media 
Kilas Media, memotret berbagai aktivitas DPW Hipakad Jawa Barat.

Sertifikasi Ahli Keselamatan Tenaga Kerja HIPAKAD
DPW Hipakad Jawa Barat membuka proses sertifikasi ahli keselataman kerja bekerjasama dengan PPSDM AI Unggul dan PJK3 Departemen Tenaga Kerja RI









Sejarah Hipakad



HIPAKAD (Himpunan Putra Putri Dan Keluarga Besar TNI-AD) Organisasi ini pada awalnya  terlahir dari wadah kepemudaan di lingkungan Keluarga Besar TNI Angkatan Darat.

HIPAKAD didirikan pada tanggal 20 Juni 1963 di lingkungan SESKOAD Bandung dan dikukuhkan oleh Komandan SESKOAD (Letjen TNI Sudirman).

HIPAKAD beranggotakan pemuda pemudi dari keluarga besar militer maupun sipil di lingkungan TNI-AD. Putra putri keluarga besar militer maupun sipil di lingkungan TNI-AD secara otomatis menjadi anggota HIPAKAD walaupun tidak dapat dipungkiri tidak semua aktif di dalam wadah tersebut.

Dalam perjalanan organisasi, HIPAKAD mencapai puncak kegiatan tahun 1980 an dengan melakukan pemusatan kegiatan di Gelora Senayan yang diikuti oleh keluarga di lingkungan kesatuan TNI-AD.

Pada tahun 1984 dengan arahan Bapak Letjen TNI Bambang Triantoro sebagai Deputi KSAD maka dibentuklah HIPAKAD MABESAD dengan nomor Skep/74-III-1984 untuk masa bakti tahun 1984 – 1990. Setelah masa bakti tersebut berakhir maka dikeluarkan kembali nomor SKEP/540/XII-1990. untuk periode kepengurusan tahun 1990 - 1994.

Pada tanggal 11 November 2006 dilakukan kembali kegiatan untuk kembali mengikat dan memupuk tali silaturahmi diantara para eks anggota HIPAKAD. Pada kegiatan ini dilakukan kembali pembahasan mengenai bentuk dan nama dari wadah organisasi. Dalam kegiatan tersebut tercetuslah nama IKB HIPAKAD (Ikatan Keluarga Besar Himpunan Putra-putri Keluarga TNI Angkatan Darat).

Penyebutan Pemuda dan Pemudi dirubah menjadi Putra dan Putri. Profil anggota juga telah berubah dari sebelumnya pemuda pemudi menjadi meluas ke Putra Putri Keluarga besar TNI AD, karena anggota HIPAKAD menjadi meluas lintas generasi.

Pada peringatan HUT IKB HIPAKAD pertama yang diadakan pada tanggal 25 November 2007 terbukalah harapan untuk dapat merealisasikan kesatuan visi dan misi dari seluruh anggota dengan tercapainya kesamaan pendapat tentang bentuk wadah/organisasi yang lebih profesional lagi di masa depan.

Pada tanggal 17 Oktober 2010, di SESKOAD Bandung, wadah IKB HIPAKAD yang telah dibentuk pada tahun 2006 kembali diubah namanya kembali menjadi HIPAKAD. Dalam pertemuan tersebut juga terbentuk kepengurusan HIPAKAD masa bhakti 2011 - 2015 (Akta Legal Organisasi resmi melalui Akta Notaris No.9 tanggal 20 Februari 2011)

Pada tanggal 26 Juli 2017 di Jakarta dimulai pembahasan untuk pembentukan Dewan Pengurus Pusat yang baru oleh para pendiri, maka keluarlah SK MenkumHAM No. AHU-0014530.AH.01.07. Tahun 2017 dengan kepengurusan yang telah dilantik oleh Ketua Umum PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat) pada tanggal 10 Maret 2018 di Jakarta.

Resume Periodisasi Kepengurusan Hipakad
1984-1990 : dibentuk HIPAKAD MABESAD dengan nomor Skep/74-III-1984,dari Deputy KSAD Letjen TNI Bambang Triantoro

1990-1994 : Kepengurusan dibentuk dengan SKEP/540/XII-1990

2006-2010 :
Pada tanggal 11 November 2006  dilakukan Pembentukan IKB HIPAKAD (kepengurusan IKB HIPAKAD).
Pada 17 Oktober 2010 dilakukan kembali perubahan nama IKB HIPAKAD menjadi HIPAKAD

2011-2015 : Kepengurusan HIPAKAD baru (Akta Legal Organisasi resmi melalui Akta Notaris No.9 tanggal 20 Februari 2011)
               
2014-2019 : Pembentukan Kepengurusan DPW Hipakad Wilayah I, Provinsi Jawa Barat (SK.No.018/HPP.K/X/2014)

2017-2022 : Kepengurusan DPP HIPAKAD.
Pada 26 Juli 2017 : Pembentukan Dewan Pengurus Pusat (SK MenkumHAM No. AHU-0014530.AH.01.07/2017.
Pada 10 Maret 2018 : Pelantikan DPP HIPAKAD Periode 2017-2022


Disarikan dari
1. Catatan Pengurus HIPAKAD Masa Bhakti 2011-2015 (Bandung, 1 Maret 2011)
2. Risalah Sekapur Sirih Sejarah Hipakad (Jakarta, 10 Maret 2018)
3. Risalah Berbagai Sumber Sejarah Pendirian Hipakad

Rapat Konsolidasi Pelantikan

Rapat Konsolidasi pelantikan Dpc Hipakad Bekasi di Markas 1 Dpw Hipakad Jabar dihadiri oleh Ketua Umum Hipakad DPW Jawa Barat. Tampak dalam gambar fungsionaris organisasi Hipakad DPD Area Bekasi, Ketua DPD Provinsi Jawa Barat, dan Ketua DPD Hipakad Kota Bandung


AD ART

Berikut adalah AD ART Organisasi 

ANGGARAN DASAR

PEMBUKAAN

Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta berangkat dari keinginan luhur untuk mewujudkan segala cita-cita di dalam keikutsertaan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional di segala bidang, serta didorong oleh kesadaran dan tekad yang kuat sebagai generasi penerus bangsa dalam mempertahankan keutuhan NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA dan memperjuangkan cita-cita Proklamasi 1945 yang berdasarkan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang – Undang Dasar 1945 Sebagai landasan konstitusional.

Bahwa untuk maksud dan tujuan tersebut di atas, Dengan ini Kami Putra-putri Keluarga besar TNI – Angkatan Darat dengan penuh kesadaran membentuk sebuah organisasi yang bernama Organisasi Kemasyarakatan Himpunan Putra – Putri keluarga besar TNI – AD yang disingkat Ormas HIPAKAD.

BAHWA DEMI TERTIB DAN TERATURNYA MEKANISME ORGANISASI, MAKA DISUSUNLAH ANGGARAN DASAR SEBAGAI BERIKUT :

BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PASAL 1

ORGANISASI INI MEMILIKI NAMA ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT, DISINGKAT ORMAS HIPAKAD.

PASAL 2

ORMAS HIPAKAD MERUPAKAN PENGEMBANGAN DARI HIPAKAD SESKOAD YANG BERDIRI DI LINGKUNGAN KOMPLEKS SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN DARAT (SESKOAD) PADA TANGGAL 20 JUNI 1963, DAN DIKEMBANGKAN MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIPAKAD PADA TANGGAL 20 FEBRUARI 2011, UNTUK JANGKA WAKTU YANG TIDAK DITENTUKAN LAMANYA.

PASAL 3

PUSAT ORMAS HIPAKAD BERKEDUDUKAN DI KOTA BANDUNG DAN DAPAT MENDIRIKAN PERWAKILAN-PERWAKILAN DITEMPAT-TEMPAT DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA.

BAB II STATUS DAN KEDAULATAN

PASAL 4

ORMAS HIPAKAD ADALAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG MANDIRI DENGAN MENJUNJUNG TINGGI CITA-CITA PROKLAMASI 1945, MEMPUNYAI HUBUNGAN EMOSIONAL DAN KESEJAHTERAAN DENGAN MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT, SESKOAD SERTA PARA PURNAWIRAWAN TNI ANGKATAN DARAT.

PASAL 5

KEDAULATAN TERTINGGI ORGANISASI KEMASYARAKATAN ADA PADA ANGGOTA DAN DILAKSANAKAN SEPENUHNYA MENURUT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB III AZAS DAN SIFAT

PASAL 6

ORMAS HIPAKAD BERAZASKAN PANCASILA

PASAL 7

1) ORMAS HIPAKAD ADALAH SALAH SATU KOMPONEN KEKUATAN BANGSA. 2) ORMAS HIPAKAD ADALAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG BERSIFAT KEKELUARGAAN DAN INDEPENDEN. 3) ORMAS HIPAKAD ADALAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG BERANGGOTAKAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DARI KALANGAN MILITER DAN SIPIL YANG MASIH AKTIF MAUPUN YANG SUDAH PURNA BHAKTI.

BAB IV LANDASAN DAN PEDOMAN JUANG

PASAL 8

LANDASAN JUANG ORMAS HIPAKAD ADALAH : A. SEMANGAT SUMPAH PEMUDA 1928. B. SEMANGAT JUANG ’45. C. SEMANGAT SAPTA MARGA.

PASAL 9

PEDOMAN JUANG ORMAS HIPAKAD ADALAH : A. IKRAR ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DISEBUT IKRAR ORMAS HIPAKAD. B. TEKAD ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DISEBUT TEKAD ORMAS HIPAKAD. C. GERAK JUANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DISEBUT GERAK JUANG ORMAS HIPAKAD. D. MOTIVASI JUANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DISEBUT MOTIVASI JUANG ORMAS HIPAKAD. E. SALAM PERJUANGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN HIMPUNAN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT DISEBUT SALAM PERJUANGAN ORMAS HIPAKAD, BERBUNYI : MERDEKA SEMOGA TUHAN BESERTA KITA.

BAB V MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI

PASAL 10

1) ORMAS HIPAKAD MENGHIMPUN PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT UNTUK MENJADI MANUSIA INDONESIA YANG BERKEPRIBADIAN PANCASILA DAN BERWATAK LUHUR SEHINGGA TERBENTUK KADER-KADER BANGSA : A. MEMILIKI KEIMANAN DAN KETAQWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA. B. MEMILIKI SIKAP MENTAL, MORAL, DAN BUDI PEKERTI YANG LUHUR. C. MEMILIKI KECERDASAN, TANGGAP, TERAMPIL, DAN MANDIRI SERTA SEHAT JASMANI MAUPUN ROHANI. D. MEMILIKI KESETIAAN DAN PENGABDIAN PADA BANGSA DAN NEGARA SEBAGAI WUJUD CINTA TANAH AIR. E. MEMILIKI RASA SOLIDARITAS, BERTANGGUNG JAWAB SERTA MEMILIKI PEMIKIRAN DAN ORIENTASI KEPADA PEMBAHARUAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA DAN NEGARA. 2) ORMAS HIPAKAD BERMAKSUD MENGGALANG, MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN SEGENAP POTENSI PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT AGAR MENJADI INSAN PENGGERAK PEMBANGUNAN NASIONAL, DIDALAM KEIKUT-SERTAAN MEWUJUDKAN TERCIPTANYA MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

PASAL 11

1) ORMAS HIPAKAD BERTUJUAN MENDAYAGUNAKAN POTENSI YANG DIMILIKI PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT, SEHINGGA TERBENTUK KARYA CIPTA YANG DIABADIKAN SEBAGAI KARYA NYATA PENGABDIAN TERHADAP ORGANISASI, BANGSA DAN NEGARA. 2) ORMAS HIPAKAD BERFUNGDI MENJEMBATANI BERBAGAI LATAR BELAKANG SOSIAL PUTRA-PUTRI KELUARGA BESAR TNI ANGKATAN DARAT UNTUK MENJALIN KERJASAMA SECARA LUAS DENGAN BERBASIS KEPADA TATANAN DAN TATARAN ORGANISASI SEBAGAI CIKAL BAKAL PANDANGAN YANG SAMA SECARA SERASI, SEIMBANG, SELARAS DAN DINAMIS, SEHINGGA BERHASILGUNA DAN BERDAYAGUNA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA BERSAMA

BAB VI USAHA

PASAL 12

UNTUK MENCAPAI TUJUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 10 DAN 11, ORMAS HIPAKAD MENITIK-BERATKAN PERANANNYA KEPADA : A. PENINGKATAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA SEBAGAI WUJUD PENGAMALAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945. B. PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SETIAP ANGGOTA, AGAR MENJADI KADER MILITAN, MEMILIKI DEDIKASI DAN LOYALITAS SERTA BERWAWASAN KEBANGSAAN. C. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN KETENAGA-KERJAAN, DIDALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG TERAMPIL, PRODUKTIF DAN PROFESSIONAL, SEHINGGA MAMPU BERKOMPETISI SECARA SEHAT PADA TATARAN YANG SEMAKIN KOMPETITIF. D. TERWUJUDNYA TATANAN SOSIAL EKONOMI YANG MANDIRI BERAZASKAN KEKELUARGAAN BERSAMA, DISAMPING MENUMBUH-KEMBANGKAN KEMITRAAN USAHA DENGAN PIHAK LAIN. E. TERJADINYA KERJASAMA DENGAN SEGENAP KOMPONEN ORGANISASI KEMASYARAKATAN LAINNYA DIDALAM SUASANA KEKELUARGAAN.

BAB VII KEANGGOTAAN DAN KADER

PASAL 13

1) ANGGOTA ORMAS HIPAKAD TERDIRI DARI : A. ANGGOTA KEHORMATAN. B. ANGGOTA LUAR BIASA. C. ANGGOTA BIASA. D. ANGGOTA SIMPATISAN. 2) KADER ADALAH ANGGOTA YANG TELAH MELALUI PROSES KADERISASI. 3) KETENTUAN LEBIH LANJUT TENTANG KEANGGOTAAN DAN KADERISASI DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB VIII STRUKTUR DAN SUSUNAN ORGANISASI

PASAL 14

1) STRUKTUR ORMAS HIPAKAD TERDIRI DARI : A. DEWAN PIMPINAN PUSAT. B. DEWAN PIMPINAN WILAYAH. C. DEWAN PIMPINAN CABANG. D. DEWAN PIMPINAN RAYON. E. DEWAN PIMPINAN RANTING. 2) ORMAS HIPAKAD MULAI DARI TINGKAT PUSAT SAMPAI TINGKAT CABANG DILENGKAPI DENGAN LEMBAGA EKSTRA STRUKTURAL YANG TERDIRI DARI : A. YAYASAN VIYATA WIRA KARYA. B. LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) VIYATA WIRA KARYA. C KOPERASI VIYATA WIRA KARYA.

PASAL 15

1) SUSUNAN KEPENGURUSAN ORMAS HIPAKAD ADALAH SEBAGAI BEGIKUT : 1. DEWAN PIMPINAN PUSAT TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA UMUM. C. SEKRETARIS JENDRAL. D. BENDAHARA. E. DIVISI-DIVISI. 2. DEWAN PIMPINAN WILAYAH TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. BIRO-BIRO. 3. DEWAN PIMPINAN CABANG TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. BIDANG-BIDANG 4. PENGURUS RAYON TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. SEKSI-SEKSI. 5. PENGURUS RANTING TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. SEKSI-SEKSI. 2) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG SUSUNAN KEPENGURUSAN, DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB IX KEPENGURUSAN

PASAL 16

1) KEPENGURUSAN ORMAS HIPAKAD SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA PASAL 14 AYAT 1) DIPILIH DAN DISYAHKAN MELALUI A. MUSYAWARAH NASIONAL. B. MUSYAWARAH WILAYAH. C. MUSYAWARAH CABANG. D. MUSYAWARAH RAYON. E. MUSYAWARAH RANTING. 2) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG KEPENGURUSAN, DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

PASAL 17

1) STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA-LEMBAGA EKSTRA STRUKTURAL ORMAS HIPAKAD ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 1. KEPENGURUSAN YAYASAN VIYATA WIRA KARYA DARI MULAI TINGKAT PUSAT SAMPAI DENGAN TINGKAT CABANG TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. BIDANG-BIDANG. 2. KEPENGURUSAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) VIYATA WIRA KARYA DARI MULAI TINGKAT PUSAT SAMPAI DENGAN TINGKAT CABANG TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. BIDANG-BIDANG. 3. KEPENGURUSAN KOPERASI VIYATA WIRA KARYA DARI MULAI TINGKAT PUSAT SAMPAI DENGAN TINGKAT CABANG TERDIRI DARI : A. DEWAN PENASIHAT. B. KETUA. C. SEKRETARIS. D. BENDAHARA. E. BIDANG-BIDANG. 2) KEPENGURUSAN YAYASAN VIYATA WIRA KARYA DAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) VIYATA WIRA KARYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 1) BUTIR 1 DAN 2, DIPILIH DAN DISYAHKAN MELALUI MUSYAWARAH KHUSUS PIMPINAN PUSAT, MUSYAWARAH KHUSUS PIMPINAN WILAYAH DAN MUSYAWARAH KHUSUS PIMPINAN CABANG. 3) KEPENGURUSAN KOPERASI VIYATA WIRA KARYA UNTUK TINGKAT PUSAT DAN TINGKAT WILAYAH DIPILIH DAN DISYAHKAN MELALUI MUSYAWARAH KHUSUS PIMPINAN PUSAT DAN MUSYAWARAH KHUSUS PIMPINAN WILAYAH. 4) KEPENGURUSAN KOPERASI VIYATA WIRA KARYA UNTUK TINGKAT CABANG DIPILIH DAN DISYAHKAN MELALUI RAPAT ANGGOTA. 5) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG LEMBAGA EKSTRA STRUCTURAL DAN KEPENGURUSANNYA, DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

PASAL 18

1) MASA BHAKTI DARIPADA KEPENGURUSAN ORMAS HIPAKAD SERTA LEMBAGA-LEMBAGA EKSTRA STRUKTURALNYA DITETAPKAN DAN DISYAHKAN DIDALAM MUSYAWARAH NASIONAL. 2) PENETAPAN DAN PENGESAHAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT 1) DITUANGKAN DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA. 3) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG MASA BHAKTI, TUGAS DAN WEWENANG ORMAS HIPAKAD SERTA LEMBAGA-LEMBAGA EKSTRA STRUKTURALNYA DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB X PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

PASAL 19

PERMUSYAWARATAN ORMAS HIPAKAD MERUPAKAN PEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI ORGANISASI DAN DIADAKAN SEDIKITNYA SEKALI DALAM KURUN WAKTU MASA BHAKTI KEPENGURUSAN, BERWENANG : 1) MENETAPKAN DAN ATAU MERUBAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. 2) MENETAPKAN PROGRAM UMUM ORGANISASI. 3) MENILAI KINERJA DAN PERTANGGUNG-JAWABAN KEPENGURUSAN ORGANISASI DIBERBAGAI TINGKATAN KEPENGURUSAN. 4) MEMILIH DAN MENETAPKAN KEPENGURUSAN. 5) MENYELENGGARAKAN MUSYAWARAH LUAR BIASA SERTA MENETAPKAN KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LAINNYA YANG BERSIFAT INSIDENSIL.

PASAL 20

1) RAPAT-RAPAT ORMAS HIPAKAD TERDIRI DARI : A. RAPAT DEWAN PENASIHAT. B. RAPAT PENGURUS. C. RAPAT KERJA KHUSUS. D. RAPAT PARIPURNA. E. RAPAT KOORDINASI. 2) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG RAPAT DAN MUSYAWARAH DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

PASAL 21

1) MUSYAWARAH ATAUPUN RAPAT DINYATAKAN SYAH, APABILA DIHADIRI LEBIH DARI ½ (SETENGAH) JUMLAH PESERTA YANG DIUNDANG. 2) PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA DASARNYA DILAKUKAN SECARA MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DAN APABILA HAL INI TIDAK MEMUNGKINKAN MAKA KEPUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN SUARA TERBANYAK. 3) DALAM HAL BERMUSYAWARAH UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN MAKA HARUS DISETUJUI OLEH SEKURANG-KURANGNYA 2/3 (DUA PERTIGA) DARI JUMLAH PESERTA YANG HADIR. 4) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB XI ATRIBUT

PASAL 22

1) ATRIBUT ORGANISASI TERDIRI DARI : A. LAMBANG ORMAS HIPAKAD. B. PANJI/PATAKA ORMAS HIPAKAD. C. HYMNE ORMAS HIPAKAD. D. BENDERA ORMAS HIPAKAD. E. SERAGAM BESERTA KELENGKAPAN ORMAS HIPAKAD. 2) BENTUK, MAKNA DAN TATA CARA PENGGUNAANNYA DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB XII KEUANGAN

PASAL 23

1) KEUANGAN ORMAS HIPAKAD, TERDIRI DARI : A. IURAN ANGGOTA. B. SUMBANGAN SUKARELA DARI ANGGOTA. C. SUMBANGAN YANG TIDAK MENGIKAT. D. USAHA-USAHA LAIN YANG SYAH. 2) KETENTUAN SELANJUTNYA TENTANG KEUANGAN, DIATUR DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB XIII PEMBUBARAN ORGANISASI

PASAL 24

1) PEMBUBARAN ORMAS HIPAKAD HANYA DAPAT DILAKUKAN DIDALAM SUATU MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA YANG DIADAKAN KHUSUS UNTUK ITU. 2) DIHADIRI OLEH SEKURANG-KURANGNYA 2/3 (DUA PERTIGA) PESERTA YANG HARUS HADIR, DARI JUMLAH PESERTA YANG DIUNDANG. 3) KEPUTUSAN DINYATAKAN SYAH APABILA DISETUJUI OLEH 2/3 (DUA PERTIGA) DARI JUMLAH PESERTA YANG HADIR.

BAB XIV PERATURAN PERALIHAN

PASAL 25

PERATURAN-PERATURAN SERTA LEMBAGA-LEMBAGA YANG ADA TETAP BERLAKU SELAMA BELUM DIADAKAN PERUBAHAN DAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA.

BAB XV PERATURAN PENUTUP

PASAL 26

1) HAL-HAL YANG TIDAK DIATUR ATAU BELUM CUKUP DIATUR DIDALAM ANGGARAN DASAR, DIATUR DAN DITETAPKAN DIDALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA. 2) ANGGARAN RUMAH TANGGA TIDAK DIBENARKAN MEMUAT KETENTUAN-KETENTUAN YANG BERTENTANGAN DENGAN ANGGARAN DASAR. 3) ANGGARAN DASAR ORMAS HIPAKAD BERLAKU SEJAK TANGGAL DITETAPKAN.

DITETAPKAN DI : BANDUNG PADA TANGGAL : 20 FEBRUARI 2011.