Cari Blog Ini

Selasa, 20 Juli 2021

Mayjen (Purn). Dr. E. Marzuki Nalapraya : Silat is About How To Become A Nobel Man.

 Bandung, Informatika Newsline

"Silat is about How to become a Nobel Man, and build a security to be a prosperity...." Begitu Nasihat yang diberikan oleh Pendekar Silat Dunia Mayjen (Purn). Dr. E. Marzuki Nalapraya (88 tahun) kepada para pesilat dari 9 Negara asing dan Indonesia yang berkumpul di Balai Kota Bandung Minggu lalu (20/7/2019)

Kepada para pesilat Eddy M. Nalapraya menyampaikan pesan pentingnya, tentang makna dan hakikat sebenarnya dari Pencak Silat. Dengan bahasa Inggris yang lancar Mayjen (Purn) M. Nalapraya yang menjadi Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) selama bertahun-tahun ini menceritakan makna penting dari belajar silat.

" Me-manusia-kan manusia, menjadikan manusia menjadi insan yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia adalah tujuan utama dari belajar Silat.."

" Menjadi pesilat akan memahami bahwa tindakan-tindakan jahat adalah lawan utama dalam kehidupan. Sehingga tidak mungkin mereka yang belajar silat akan menjadi perampok, menjadi pengguna narkoba, menjadi penjahat, atau menjadi koruptor dan tindakan tidak baik lainnuya. Karena filosifis dasar belajar silat adalah bagaimana menjadi A Nobel Man, menjadi manusia seutuhnya. ."

Tahap kedua menjadi pesilat adalah mampu menjaga diri. How to make a self defence. Seorang pesilat akan mampu mengamankan dirinya sendiri, membuat pertahanan buat dirinya sendiri dari berbagai ancaman.

Tahap ketiga menurut Guru Besar Pendekatr Silat Nasional ini, silat adalah menumbuhkan art atau budaya. Setelah defence berhasil dibangun, maka unsur silat lain yang harus mampu dibangun adalah unsur seni dari silat.

Dan tahap tertinggi dari silat adalah membangun prosperity, kesejahteraan. Pengembangan silat sebagai olah raga dan dipertandingkan di berbagai turnamen olah raga adalah implementasi nilai prosperity dari silat. Silat mampu menumbuhkan kesejahteraan dan kekayaan bagi mereka yang mempelajarinya. Saat tumbuh rasa syukur di dalam hati rasa percaya diri adalah tingkat tertinggi dari pelajaran silat.

Kepada Informatika Edi M Nalapraya menceritakan banyak kisah inspiratif yang patut dicermati oleh masyarakat Silat nusantara dan dunia pada saat ini.

Masyarakat silat harus tahu bahwa ruh silat itu letaknya ada di Perguruan-perguruan silat, bukan di lembaga-lembaga atau organisasi silat. Dari perguruan-perguruan silat inilah sebaiknya pengembangan dan pembangunan silat dilakukan dengan intensif. Bukan organisasi pengelola silatnya akan tetapi perguruan-perguruan silat inilah yang harus terus menerus dikembangkan.

Edi M Nalapraya diundang sebagai pembicara utama dalam acara Temu Pendekar 3 yang diadakan setiap 2 tahun sekali ini untuk memberikan nasihat dan wejangan bagi para pesilat dan pendekar baik di Indonesia atau pun pesilat dan pendekar di seluruh dunia. Dalam acara Temu Pendekar 3 ini pesilat dari Eropa ikut menampilkan rangkaian seni silat kepada ribuan pengunjung Balai Kota selama 2 hari (20-21 Juli 2019). tercatat Pesilat dari Italia, Belanda, Swedia, Swiss, Jerman, ikut tampil di panggung.

Dalam acara hadir juga Walikota Bandung dan Walikota Madiun yang ikut mendukung acara temu pendekar dan kegiatan menyambut pemberian penghargaan Silat oleh Unesco sebagai warinan non bendawi dari Indonesia, Intangible heritage dari Unesco untuk Pencak Silat. Para pesilat dari berbagai aliran yang hadir berharap agar tahun ini (2019) Unesco bisa memutuskan dengan segera penetapan intangible heritage kepada Pencak Silat ini, karena Malaysia yang sebelumnya juga ikut meminta pengakuan sudah mengundurkan diri dan mempersilahkan anugerahnya untuk Indonesia (VIJAY).

First Published.21/07/2019