Korban tewas massal bukan hanya karena terbunuh oleh bencana serangan virus Covid-12. Data di Pulau Jawa menunjukkan lebih dari 100 orang telah tewas terbunuh gara gara Pageblug Tikus.
Pageblug yang menimpa Indonesia bukan hanya pageblug makhluk tak kasat mata virus Covid 19. Pageblug Tikus, makhluk kecil kasat mata juga menyerang dengan dampak sangat mengerikan di Pulau Jawa.
Pageblug tikus tahun tahun ini benar-benar menjengkelkan para petani. Selain menyerbu habis puluhan bahkan mungkin ratusan hektar tanaman pangan di sawah, puluhan bahkan ratusan ribu tikus menyerang rumah penduduk di sekitar persawahan, mengobrak abrik rumah dan membuat berbagai kerusakan.
Tidak berhenti di situ, tikus juga berhasil membunuh sejumlah orang yang berusaha membinasakan mereka. Sejumlah korban tewas, terkena jebakan strom listrik yang dibuat untuk membunuh tikus, Senjata makan tuan.
Puncak bencana ini terjadi akhir tahun 2020 yang lalu, saat satu keluarga, suami istri dan dua anaknya, 4 orang, di Kecamatan Kanor, Bojonegoro, tewas tersetrum listrik dengan sangat memilukan. Jebakan tikus dengan stoom listrik ini dipasang tanpa sepengetahuan korban di sawah yang ditanami tanaman cabe rawit. Korban sekeluarga tidak tahu bahwa di sawah yang dilewatinya dipasangi listrik yang mematikan. Dan jalanan di sekitar sawah yang terbuka itu tiba tiba mengalirkan arus dan tegangan listrik yang menewaskan mereka sekeluarga. Jebakan listrik itu dibuat untuk tikus, akan tetapi sekeluarga penduduk Kanor Bojonegoro yang jadi korban.
Tanpa rasa bersalah tikus tikus melihat korban jebakan yang dibuat oleh mereka. Bukan keluarga tikus yang musnah, akan tetapi keluarga manusia yang tewas. Memilukan, memalukan, membuat marah, dan memicu dendam kesumat. Bukan hanya berhasil membunuh orang sekeluarga, polisi menyeret kakak beradik sekeluarga lain yang dituduh memasang jebakan listrik yang mematikan itu.
Bukan keluarga tikus yang musnah, akan tetapi dua keluarga manusia yang menjadi korban. Satu keluarga lengkap yang tewas, dan satu keluarga lagi kakak beradik yang harus merasakan penjara Polisi.
Yang mengejutkan ternyata sebanyak 102 Korban tewas yang lain juga mengalami nasib yang sama dengan korban sekeluarga, di Kanor yang menghebohkan itu.Dalam catatan Informatika Newsline sampai 15 Januari 2020 sebanyak 117 lebih korban stroom listrik karena ulah tikus ini berjatuhan.
102 orang tewas karena strom listrik, 1 orang luka dirawat di Rumah Sakit, dan 6 orang ditahan oleh Pihak Kepolisian, sementara 8 orang yang dikabarkan tewas lainnya adalah hoax. Dan korban ini akan terus berjatuhan, tanda-tanda naiknya jumlah korban masih akan terjadi dalam hari hari yang akan datang. Kawat liar bermuatan listrik yang mematikan, masih terus menerus dipasang di sawah.
Lihat : Data jumlah korban Tewas, Terkena Jebakan Strom Listrik Untuk Tikus
Manusia yang tewas hanyalah dampak tidak sengaja, alat mematikan ini dipasang bukan untuk manusia, maafkanlah saja. Deretan penuh excuse yang selalu muncul di benak para petani yang tidak mengerti.
Tikus Berpesta Pora Mengejek Dan Melawan
Tewasnya 100 orang lebih karena stroom listrik tikus ini sangat memprihatinkan. Menunjukkan betapa sulit, tidak mudahnya, menangani makhluk kecil menyusui ini. Manusia yang katanya khalifah Allah itu seperti dingatkan atau bahkan dihina oleh makhluk Allah yang bukan khalifah ini.
Bukan berhasil mengatasi masalah, bahkan yang terjadi korban tewas, yang terus susul menyusul. Bukan hanya korban tewas, akan tetapi, dalam catatan informatika, ada 7 orang lebih, yang kasusnya diteruskan ke ranah hukum, dan dipenjara oleh Polisi. Dari 100 yang tewas hanya ada 7 orang yang dijerat hukum oleh Polisi. Kemenangan tikus, pada spesies manusia, khalifatullah ini, lengkap sudah. 102 tewas, 7 orang lebih masuk penjara, ratusan hektar sawah rusak, ribuan rumah diobrak abrik.
Sebenarnya, berbagai upaya sudah coba dilakukan, untuk melawan makluk kecil yang menjijikkan, tapi terkadang lucu dan membuat geli ini. Racun tikus, menggunakan bubuk kopi murni untuk mengusir, buah mengkudu, menggunakan penghalang plastik, menggunakan hewan preadator alami (Ribuan burung hantu dilepas di beberapa wilayah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur), gropyokan, sayembara berhadiah, sampai menggunakan jebakan stroom listrik akan tetapi jumlah populasi tikus semakin lama semakin bertambah banyak.
Jutaan petani dan penduduk di pedesaan umumnya, pusing dan terganggu oleh makhluk yang besarnya tidak ada 10 % tubuh manusia, selama belasan bulan terakhir ini. Jumlah korban tewas tikus memang naik, ribuan tikus berhasil dibantai, akan tetapi korban manusia juga terus bertambah. Dan tidak lama lagi jumlah mereka yang masuk ke penjara karena tikus, juga tidak menutup kemungkinan akan naik. Beberapa pemerintah daerah sudah mengancam kepada para petani akan mengambil tindakan hukum tegas, jika penggunaan stroom listrik di sawah masih diteruskan.
Pemerintah Kabupaten Gresik siap membuat Perda larangan resmi pemakaian stroom listrik, Bupati Sragen marah marah dan mengancam para petani yang masih nekat memakai stroom listrik PLN. Polres Ngawi melakukan razia besar besaran alat stroom listrik di sawah penduduk, sambil tidak lupa mengancam kepada para petani dengan pidana dan ancaman hotel prodeo.
Selain mampu membalas membunuh manusia, tikus pun berhasil mengadu domba manusia dengan manusia, membuat mereka bertengkar antar mereka sendiri. Yang lemah dipenjara yang kuat menekan dengan kekuasaan dan menolak disalahkan. Adu kuasa oun terjadi, pada mereka yang ngeyel, tidak mau menghentikan praktek penggunaan stroom listrik di sawah.
Rendahnya pendidikan Petani, dan Realitas lapangan
Bagaimana bisa melarang para petani ? Dalam kenyataan di lapangan, metode stroom listrik ini bagi beberapa petani ternyata cukup efektif membunuh tikus (dan juga manusia ?) Salah satu petani yang dihubungi oleh Informatika Newsline menyatakan bahwa alat stroom listrik ini sekali operasional mampu membunuh 300 an ekor tikus, metode lain tidak se efektif ini. Salah satu petani lain menyatakan bahwa metode stroom listrik ini terbukti membantu nya sukses panen tanpa diganggu tikus. Meski tidak semua petani ternyata sukses menggunakan alat stroom listriknya.
Terbukti dalam operasional nya, ada juga yang tidak berhasil membunuh satu ekor tikus pun. Pemasangan alat gagal membunuh tikus, malah membunuh manusia.
Beberapa kepala dinas Kabupaten yang terkait dengan penanganan bencana tikus ini menyatakan kedongkolan mereka kepada para petani yang tidak kapok kapok memakai alat stroom listrik yang mematikan ini.
" Bicara kepada para petani susah sekali... Kita sudah mensosialisasikan betapa bahaya nya stroom listrik... tapi para petani ini ngeyel...."
" Bicara kepada para petani harus diulang ulang sampai 20 kali, rendahnya pendidikan dan literasi mereka membuatnya susah diberi tahu.." ungkap salah satu pejabat kepada Informatika News line.
Dengan melihat kekacauan dan lemahnya koordinasi di lapangan ini, maka bukan tidak mungkin peta pembunuhan dan pembantaian ini masih akan terus berlangsung. Pembunuhan yang bahkan tidak dilirik sebagai kasus pelanggaran HAM berat oleh lembaga HAM yang hanya bisa bekerja di sekitar kota Jakarta, meninggalkan ribuan kota lainnya. Bukan hanya satu dua orang korban yang jatuh, akan tetapi sudah ratusan korban tewas. Tidak ada indikasi pelanggaran HAM. Hak asasi manusia untuk bebas dari ancaman listrik jebakan pembunuh tikus ? Mungkin pernah belum terpikirkan.
Manajemen Tikus dan "Metode Anwar" Simbatan Kanor
Akan tetapi yang aneh, adalah apa yang disampaikan oleh Anwar (60 tahun), salah satu petani yang ditemui oleh Informatika News line, di Desa Simbatan, Kanor, Bojonegoro, akhir 2020 yang lalu. Anwar, di usia yang sudah tidak muda, masih terlihat tampan. Meski otot otot kerja petaninya, terlihat di tangan, dan kerutan wajahnya yang menghitam tampan.
" Saya sudah tidak punya gigi... Gigi saya sudah habis..." kata Anwar membuka pembicaraan dengan Informatika Newsline.
Wawancara dengan Anwar dilakukan beberapa ratus meter dari lokasi terbunuhnya satu keluarga Kanor yang menghebohkan itu. Anwar dengan sangat aneh, menceritakan pengalaman ajaibnya dalam manajemen pengelolaan pageblug tikus di sawahnya.
" Mereka para petani dan orang-orang ini semuanya lupa... kalau tikus itu adalah makhluk ciptaan Allah... " kata Anwar bersemangat
" Saya sudah membuktikan di sawah jagung saya... cukup dengan membaca basmallah dan Al Fatihah... meminta bantuan pertolongan Allah... cukup itu saja.. Sepanjang malam, saya mengelilingi sawah saya, sambil meminta pada Allah, agar melindungi sawah saya dari tikus.... "
" terbukti saya berhasil panen jagung dengan sukses... padahal lahan sawah lain yang ada dipinggir sawah saya hancur oleh tikus....Sawah sawah yang dilengkapi dengan stroom listrik, dengan membuat plastik di sekeliling sawah yang mahal, macam-macam lah...semuanya gagal panen... Sawah saya yang saya doakan malah sukses panen ...."
Masalah nya, para petani dan para pejabat, yang mencoba mengatur pageblug tikus, ini lupa bahwa tikus, hanyalah makhluk Tuhan. Mintalah kepada Tuhan, gak perlu cara macam-macam. Mintalah perlindungan pada Tuhan, pasti tikus tidak akan berani mengganggu.
Anwar menceritakan betapa minimnya dana yang dia miliki untuk mengelola sawahnya. Tidak mungkin harus melengkapi sawahnya dengan berbagai hal itu. Menggelar plastik ? Harus membeli plastik. Butuh modal. Menggelar listrik ? Harus memberli kawat yang tidak murah. Semua solusi yang tampak menjanjikan, ternyata mahal dan butuh uang banyak. Pilihan satu satunya hanyalah meminta pertolongan pada Tuhan. Kata Anwar .lebih lanjut.
" Terlalu pandai dan terlalu menuhankan akal .....mereka semua. Buktinya saya gak pakai cara aneh aneh ya sukses .....tidak berani sedikitpun tikus menyentuh tanaman saya.... saya panen dengan sukses..."
Anwar menunjuk sekelompok petani lain, di daerah Jombang, yang menggunakan metode yang sama, dengan yang dia pakai dan sukses.
" Mereka ini malah memingta tolong Tuhan dengan bacaan berbagai amalan yang lebih dari yang saya lakukan... saya tidak mampu dengan amalan yang terlalu berat...melakukan seperti mereka... akan tetapi saat saya minta sederhana saja .... perlindungan Tuhan, meminta dilindungi dengan segala keterbatasan yang saya miliki.. saya berhasil.. doa saya dikabulkan..."
" Sudahlah ... mintalah pada Tuhan saja.. pasti tikus tidak akan berani mengganggu... sudah pada lupa Tuhan sih..."
Tips dan trik yang dipakai oleh Anwar dan sekelompok petani di Jombang ini mungkin patut diadopsi oleh para petani dan pemerintah yang ingin menekan gangguan pageblug tikus.
" Kalian sudah terlalu cerdas ..mendewakan akal sih...mempertuhankan logika....jadi lupa Tuhan... lupa kalau tikus itu juga makhluk Tuhan..." kata Anwar, petani Desa Simbatan Kanor, sambil tersenyum kecil kepada Informatika Newsline, menutup wawancara . (VIJAY)
Lihat juga :
Dukungan Untuk Mas Isfan Fadjar Satryo Mengalir dari DPD dan DPC HIPAKAD Seluruh Indonesia
Bandung, Hipakad (20/05)Pernyataan dukungan atas Ketua terpilih Munaslub HIPAKAD di Lemdik Cibubur mengalir ke Mas Isfan Fadjar Satryo. Dukungan dari DPD dan DPC seluruh Indonesia ini disambut gembira oleh seluruh anggota. (Vijay)