Cari Blog Ini

Minggu, 03 Oktober 2021

2060 : Kebutuhan Listrik Indonesia 1885 TWH

2060 : Kebutuhan Listrik Indonesia 1885 TWH



Bandung, Informatika News Line (20/9/2021)

Indonesia akan membutuhkan pasokan listrik sebesar 1885 TwH (TeraWatt Hour). 

Sementara proyeksi konsumsi listrik perkapita akan mencapai lebih dari 5.000 KWh/kapita di tahun 2060. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan data ini pada acara dialog The Fourth Indonesia Energy Transition Dialogue 2021 "Reaching Deep Decarbonization By 2050: Set The Target, Mobilize Action And Achieve Zero Emission". Acara dialog dilaksanakan secara on line.

Data kebutuhan listrik ini disampaikan dalam press release Kementerian ESDM yang diterima oleh Informatika News Line (20/9). Kebutuhan listrik ini dibarengi dengan adanya tuntutan NZE  pada proses pembangkitan listrik sehingga dibutuhkan strategi baru pembangunan pembangkit listrik yang berbeda dengan pembangunan pembangkit listrik di masa lalu. NZE atau Non Zero Emission adalah kebijakan global yang mengharuskan semua produk beremisi karbon dikurangi sampai nol emisi.

" Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan dalam mencapai NZE, maka dibuat peta langkah-langkah kebijakan yang perlu diterapkan, yaitu antara lain phasing out PLTU Batubara, pengembangan EBT secara masif, dan pengembangan interkoneksi supergrid Indonesia, serta pelaksanaan konservasi energi," kata Menteri ESDM dalam press release nya.

Kebijakan baru yang diambil oleh kementerian ESDM ini adalah kabar baru bagi PLN dalam penentuan teknologi baru dalam pengembangan pembangkit listrik di masa depan.

Salah satu staf ahli teknik Di lingkungan Direksi PLN, yang meminta namanya tidak disebutkan  sempat memberikan informasi betapa pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan Energi Hijau, atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT) adalah hal yang sangat sulit dilakukan oleh PLN di masa lalu. Konsorsium Energi global selalu mencoba menghalangi pembangunan pembangkit energi hijau dan bahkan EBT.

"Konsorsium global akan selalu mengancam PLN jika proses pembangunan pembangkit listrik yang akan dibuat adalah menggunakan pendekatan energi hijau apalagi EBT.."

" Kita akan ditodong dan dipaksa menggunakan teknologi PLTU batubara misalnya, dibandingkan dengan menggunakan PLTA, misalnya.."

" Satu satunya negara yang berani menolak aksi konsorsium global ini hanya China, mereka tidak peduli dengan ancaman konsorsium global mereka terus membangun puluhan PLTA baru... sementara di kira dipaksa untuk membangun PLTU Batubara yang sangat identik dengan emisi karbon tinggi..."

Selanjutnya Menteri Arifin mengungkapkan, 635 Gigawatt (GW) dari 1.885 TWh kebutuhan listrik di tahun 2060 sepenuhnya akan dipasok melalui pembangkit listrik EBT. Dalam 10 tahun mendatang, atau tahun 2031, akan dilakukan penambahan kapasitas Variable Renewable Energy (VRE) secara masif.

"Pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia sebesar 1.885 TWh akan dipasok sepenuhnya oleh PLT EBT sebesar 635 GW. Penambahan kapasitas VRE, seperti surya dan angin secara masif akan dilakukan mulai tahun 2031. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi dan hidro akan dioptimalkan agar mampu menjaga keseimbangan sistem. Untuk menjaga keandalan sistem, diperlukan teknologi yang andal, yang reliable, antara lain seperti storage maupun pengembangan PLTN," jelasnya.

Energi listrik juga diproyeksikan akan mendominasi kebutuhan energi final tahun 2060 yang diperkirakan akan mencapai 365 MTOE. Kapasitas PLT EBT dapat optimal dalam memenuhi kebutuhan energi tersebut apabila didukung oleh interkoneksi supergrid, yang memungkinkan untuk adanya penyaluran tenaga listrik, menghubungkan demand dan resource EBT antarpulau besar.

"Supergrid ini diharapkan mampu mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan EBT setempat dan mengurangi intermitensi pembangkit VRE. Dukungan dari seluruh stakeholder dan swasta sangat diharapkan untuk berpartisipasi," harap Arifin.

Selain itu, hasil proyeksi Kementerian ESDM mengungkapkan, dengan penerapan kebijakan utama menuju Net Zero Emission (NZE) di sektor energi akan berkontribusi mengurangi emisi sebesar 1.526 juta ton CO2-emission (Vijay, ESDM)


Baca Juga :

2060 : Kebutuhan Listrik Indonesia 1885 TWH.  






Index News Informatika/Informatika News Line

 
 
 
 
Ikuti Informatika News Line 
Di Instagram


 
Dual Server
 
 
Indeks