Cari Blog Ini

Selasa, 27 Juli 2021

SEORANG NENEK PEMUNGUT DAUN

Kisah menarik, semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rasululloh saw. Alloh huma sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad..

Pada sebuah kota di Madura, ada nenek tua penjual bunga kenanga. Ia berjualan bunga di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh dari tempat tinggalnya. Usai berjualan, ia pergi ke masjid agung di kota itu. Ia masuk masjid dan melaksanakan shalat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.

Nenek itu memungut satu-persatu dedaunan kering yang berceceran di halaman masjid, selembar demi selembar dikaisnya. Tentu saja dengan cara seperti itu, agak lama ia membersihkan halaman masjid. Keringat membasahi seluruh tubuh tuanya siang itu. Banyak pengunjung masjid merasa iba kepadanya. Akhirnya Takmir masjid memutuskan untuk menyapu dedaunan sebelum nenek itu datang.

Pada hari itu, perempuan tua itu datang dan langsung menunaikan shalat. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali masuk ke masjid dan menangis.
Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku, berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya," kata nenek itu.

Akhirnya nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan seperti biasa. Seorang kiai menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.
Nenek itu menjelaskan, "Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai. Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak dengan benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad," tuturnya.
"Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya."

Kisah ini diperdengar dari seorang Kiai Madura, D. Zawawi Imran. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.

Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur yaitu : "IA TIDAK DAPAT MENGANDALKAN AMALNYA". Ia sangat bergantung pada Rahmat Ilahi Robbi. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh Muhammad saw...